bisnissekarang.com - Di era serba digital saat ini, istilah bisnis digital dan pemasaran digital sering digunakan secara bergantian. Padahal, keduanya memiliki makna, ruang lingkup, dan strategi penerapan yang berbeda. Memahami perbedaan serta sinergi antara bisnis digital dan pemasaran menjadi kunci bagi pelaku usaha yang ingin tetap relevan dan kompetitif. (bisnis digital dan pemasaran ➔ link ke bisnissekarang.com).
![]() |
Apa Itu Bisnis Digital?
Bisnis digital adalah
model bisnis yang mengadopsi teknologi digital dalam seluruh prosesnya, mulai
dari operasional, pelayanan pelanggan, hingga pengambilan keputusan berbasis
data. Tidak sekadar memindahkan bisnis ke online, bisnis digital menciptakan
cara baru dalam memberikan nilai (value) kepada konsumen melalui inovasi
digital.
Contoh
sederhana, sebuah konveksi murah Surabaya yang memanfaatkan website
e-commerce untuk menerima pesanan, menyediakan fitur custom desain online,
serta melayani konsumen melalui chatbot, telah menjalankan bisnis digital.
Transformasi ini mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan,
menciptakan efisiensi biaya, dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Apa Itu Pemasaran Digital?
Sementara
itu, pemasaran digital (digital marketing) adalah rangkaian strategi
promosi produk atau layanan yang memanfaatkan kanal digital seperti media
sosial, mesin pencari, email marketing, dan iklan digital. Fokus utamanya adalah
bagaimana sebuah bisnis dapat menjangkau target audiens secara tepat dan
efektif di dunia maya.
Sebagai
contoh, konveksi yang tadi disebutkan dapat memanfaatkan Instagram Ads untuk
menjangkau calon pelanggan di Surabaya dengan menargetkan audiens berdasarkan
lokasi dan minat, sekaligus menggunakan SEO untuk memastikan website mereka
muncul di hasil pencarian Google ketika orang mencari "konveksi murah
Surabaya".
Perbedaan Bisnis Digital dan Pemasaran Digital
Meski
saling terkait, perbedaan mendasar antara bisnis digital dan pemasaran digital
terletak pada cakupannya. Bisnis digital berbicara tentang transformasi
menyeluruh model bisnis melalui pemanfaatan teknologi, sedangkan pemasaran
digital hanya mencakup aspek promosi dalam ekosistem digital tersebut.
Dengan
kata lain, pemasaran digital adalah salah satu bagian dari strategi bisnis
digital yang lebih luas. Sebuah bisnis dapat menjalankan pemasaran digital
tanpa menjadi bisnis digital sepenuhnya, namun bisnis digital tidak akan
optimal tanpa strategi pemasaran digital yang kuat.
Mengapa Pelaku Usaha Harus Memahami Keduanya?
Transformasi
digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Bisnis yang hanya fokus pada
pemasaran digital tanpa melakukan digitalisasi proses bisnis internal akan
sulit bersaing. Misalnya, promosi online yang masif namun diiringi proses
produksi dan distribusi yang masih manual akan menimbulkan bottleneck dan
menurunkan kepuasan pelanggan.
Sebaliknya,
digitalisasi operasional bisnis tanpa strategi pemasaran digital yang tepat akan
membuat bisnis kesulitan menjangkau target pasar. Oleh karena itu, sinergi
antara strategi bisnis digital dan pemasaran digital menjadi kunci
kesuksesan di era digital ini.
Contoh Penerapan Strategi Terpadu Bisnis Digital
dan Pemasaran
Mari
ambil contoh sebuah usaha travel mewah 2025 yang ingin menargetkan
segmen high-end traveler. Bisnis ini tidak cukup hanya membuat website
pemesanan online (bisnis digital), melainkan juga harus memadukannya dengan
strategi pemasaran digital yang spesifik, seperti:
- Membuat konten video
eksklusif tentang pengalaman travel mewah di platform YouTube.
- Menjalankan iklan Google Ads
dengan targeting keyword spesifik seperti “private luxury trip Indonesia”.
- Membangun reputasi melalui review pelanggan dan kerja sama dengan influencer travel kelas atas.
Siapa yang Harus Membuat Konten Bisnis Digital?
Salah satu aspek penting dari konten yang disukai Google adalah kejelasan siapa penulisnya. Konten yang membahas tentang bisnis digital dan pemasaran idealnya ditulis oleh praktisi yang memiliki pengalaman langsung, seperti pemilik UMKM yang sudah menjalankan transformasi digital, atau konsultan yang membantu bisnis dalam digitalisasi proses mereka.
Bagaimana Konten Dihasilkan?
Selain
siapa penulisnya, bagaimana konten dihasilkan juga menjadi
pertimbangan Google dalam menilai kualitas. Artikel yang baik harus menunjukkan
proses riset yang jelas, menyertakan data atau studi kasus yang relevan, serta
bila menggunakan AI atau automation, harus transparan mengenai peran teknologi
tersebut.
Sebagai
contoh, jika kamu menulis artikel review tentang tools digital marketing,
jelaskan bagaimana proses uji coba dilakukan, berapa lama digunakan, fitur apa
saja yang dievaluasi, serta sertakan bukti visual seperti screenshot hasil
penggunaan. Proses ini menunjukkan bahwa konten tidak hanya “copy-paste” dari
sumber lain, melainkan melalui observasi langsung yang memberikan nilai tambah
bagi pembaca.