bisnissekarang.com - Industri kuliner selalu menjadi salah satu sektor paling adaptif terhadap perubahan tren. Dalam lima tahun terakhir, konsumen tidak lagi sekadar datang ke restoran atau warung makan, melainkan memesan makanan lewat aplikasi digital, marketplace, hingga media sosial. Transformasi ini melahirkan peluang besar bagi para pelaku usaha makanan, terutama mereka yang ingin mengoptimalkan bisnis digital makanan online untuk menjangkau pasar lebih luas dan meningkatkan penjualan.
![]() |
Transformasi Bisnis Kuliner di Era Digital |
Pertumbuhan Pasar Makanan Online di Indonesia
Data dari Statista (2024) memperkirakan pasar online food deliverydi Indonesia akan mencapai lebih dari US$6,6 miliar pada 2025.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah pengguna internet, perubahan
gaya hidup masyarakat perkotaan, serta meluasnya penetrasi aplikasi pesan-antar
makanan.
Sementara itu, Katadata Insight Center mencatat bahwa lebih dari 60% pengguna aplikasi pesan-antar makanan di Indonesia melakukan pemesanan lebih dari dua kali seminggu. Fakta ini memperlihatkan adanya kebiasaan baru yang membuka ruang luas bagi UMKM untuk ikut serta meraih peluang.
Perubahan Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen di era digital berbeda dengan 10 tahun lalu. Jika dulu
orang hanya memesan makanan lewat telepon, kini konsumen lebih mengandalkan
aplikasi seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, hingga Tokopedia Now. Beberapa tren
yang mencolok antara lain:
· Preferensi
makanan praktis: Konsumen perkotaan lebih suka makanan siap saji atau
frozen food yang bisa dimasak cepat.
· Kesadaran
kesehatan: Makanan organik, katering sehat, dan menu rendah kalori
semakin diminati.
· Visual
sebagai faktor utama: Foto makanan di media sosial berperan besar
dalam keputusan pembelian.
· Promo digital memikat: Diskon, cashback, dan bundling paket sering menjadi alasan konsumen mencoba produk baru.
Strategi Digital Marketing untuk Bisnis Kuliner
Agar dapat bersaing, pelaku usaha kuliner tidak cukup hanya mengandalkan
rasa enak. Ada strategi digital marketing yang bisa diterapkan:
1. Optimasi
Media Sosial
Instagram, TikTok, dan Facebook masih menjadi kanal favorit untuk promosi.
Konten visual seperti foto makanan, video singkat cara memasak, hingga review
pelanggan dapat meningkatkan engagement.
2. Kolaborasi
dengan Influencer
Kerja sama dengan food blogger atau micro-influencer lokal terbukti efektif
menarik calon konsumen yang percaya pada rekomendasi pribadi.
3. Manfaatkan
Marketplace & Aplikasi Pesan-Antar
Menjual makanan di GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood mempermudah akses konsumen,
apalagi dengan dukungan promosi platform.
4. Optimasi
Google My Business
Untuk bisnis makanan rumahan, menambahkan lokasi di Google Maps akan membantu
konsumen sekitar menemukan produk lebih cepat.
Studi Kasus UMKM Makanan Online
Agar lebih konkret, berikut adalah beberapa studi kasus UMKM yang berhasil
mengembangkan bisnisnya lewat digital:
· Dessert
Box Homemade di Jakarta
Dengan promosi Instagram dan fitur voucher di GoFood, penjualan meningkat
hingga 30% dalam tiga bulan.
· Frozen
Food di Bandung
UMKM lokal memanfaatkan ShopeeFood untuk menjual nugget homemade dan berhasil
menarik pembeli lewat promosi gratis ongkir.
· Kopi
Literan di Surabaya
Dengan konsep “kopi untuk rumah tangga”, brand ini fokus pada bundling 1 liter
kopi dengan diskon pengiriman, sehingga menarik pelanggan yang ingin hemat.
· Snack
Kekinian di Medan
Produk keripik modern dijual lewat marketplace Tokopedia dan sering
dipromosikan lewat TikTok Live Shopping.
· Katering
Sehat di Yogyakarta
Dengan target pasar mahasiswa dan pekerja kantoran, katering ini menawarkan
paket makan siang sehat yang dipesan lewat WhatsApp Business.
Perbandingan Platform Penjualan Makanan Online
Platform |
Kelebihan |
Kekurangan |
GoFood |
Basis pengguna terbesar, integrasi Gojek |
Biaya komisi relatif tinggi |
GrabFood |
Banyak promosi, jangkauan luas |
Persaingan sangat ketat di kota besar |
ShopeeFood |
Promo besar-besaran, cocok untuk UMKM baru |
Area masih terbatas di beberapa kota |
Tokopedia Now |
Efektif untuk frozen food & groceries |
Kurang populer untuk makanan siap saji |
Dengan memilih platform yang tepat, UMKM bisa menyesuaikan strategi penjualan sesuai produk dan target pasar.
Inovasi Produk dalam Bisnis Kuliner Digital
Tidak semua produk makanan bisa sukses dijual online. Oleh karena itu,
inovasi menjadi kunci. Beberapa ide yang bisa dipertimbangkan:
· Menu
edisi terbatas: Cocok untuk menciptakan hype, misalnya menu spesial
Ramadhan atau edisi Tahun Baru.
· Packaging
ramah lingkungan: Tren konsumen muda lebih peduli pada isu
keberlanjutan.
· Bundling
paket hemat: Menjual combo (misalnya kopi + roti) terbukti lebih
menarik bagi pembeli online.
· Custom order: Konsumen suka makanan yang bisa disesuaikan, seperti kue dengan topping pilihan sendiri.
Tantangan Bisnis Digital Makanan
Meski potensinya besar, bisnis ini juga memiliki tantangan yang perlu
diantisipasi:
1. Kompetisi
Ketat
Banyaknya pemain baru membuat harga dan promosi sering jadi faktor penentu.
2. Biaya
Komisi Platform
UMKM harus pintar menghitung margin karena biaya platform bisa mengurangi
keuntungan.
3. Kualitas
& Ketahanan Produk
Makanan yang dikirim harus tetap segar, sehingga perlu packaging yang sesuai.
4. Ketergantungan
pada Review
Rating bintang rendah bisa sangat memengaruhi kepercayaan konsumen baru.
Tips Praktis Meningkatkan Penjualan
Untuk memenangkan hati konsumen, beberapa tips sederhana bisa diaplikasikan:
· Gunakan
foto makanan dengan pencahayaan alami.
· Berikan
deskripsi produk yang jelas, termasuk bahan utama.
· Aktifkan
fitur promo mingguan di aplikasi pesan-antar.
· Balas
cepat pesan pelanggan, terutama via WhatsApp atau DM Instagram.
· Ajak pelanggan lama memberikan ulasan positif setelah transaksi.
Rekomendasi: Optimalkan Bisnis Digital dengan Platform Terpercaya
Dalam mengembangkan usaha kuliner, pelaku usaha sebaiknya memanfaatkan platform yang aman, terpercaya, dan mudah digunakan. Salah satunya bisa dilihat pada panduan lengkap seputar bisnis digital makanan online yang memberikan insight tentang platform digital terpercaya untuk UMKM. Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, bisnis kuliner tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh pesat di pasar yang kompetitif.