Pendahuluan
bisnissekarang.com - Di tengah
kondisi ekonomi yang terus berubah, banyak anak muda mulai melirik investasi properti sewa sebagai cara untuk
membangun penghasilan pasif yang stabil. Tidak seperti investasi saham atau
kripto yang fluktuatif, properti memiliki aset fisik yang nilainya cenderung
naik setiap tahun.
Namun, untuk bisa sukses di bidang ini tidak cukup hanya dengan membeli rumah
atau apartemen lalu menunggu penyewa datang. Diperlukan strategi, perhitungan
matang, dan pemahaman pasar agar investasi yang dilakukan benar-benar
menguntungkan.
![]() |
Strategi Cerdas Memulai Investasi Properti Sewa di 2025: Peluang, Risiko, dan Panduan Lengkap |
Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis, data pasar terkini, simulasi ROI, hingga strategi cerdas agar kamu bisa memulai investasi properti sewa dengan lebih percaya diri di tahun 2025.
Apa Itu Investasi Properti Sewa dan Mengapa Semakin
Diminati?
Investasi
properti sewa adalah
bentuk investasi di mana seseorang membeli properti—baik rumah, apartemen,
ruko, atau kos—untuk disewakan kepada pihak lain dan mendapatkan penghasilan
bulanan.
Tren ini makin naik karena dua faktor utama: kebutuhan hunian urban yang
meningkat dan perubahan gaya hidup generasi muda yang lebih suka menyewa
daripada membeli.
Menurut data Colliers Indonesia 2025, permintaan sewa di kawasan Jabodetabek naik sekitar 12% dibanding tahun sebelumnya, terutama di area seperti BSD, Bekasi, dan Bandung Timur. Banyak profesional muda kini mencari hunian fleksibel tanpa harus menanggung cicilan panjang, sehingga peluang pasar untuk investor semakin terbuka lebar.
Keuntungan Utama dari Investasi Properti Sewa
- Penghasilan Pasif yang
Stabil
Setiap bulan, kamu bisa menerima pemasukan tetap dari penyewa tanpa perlu aktif terlibat setiap hari. - Aset Fisik Bernilai Jangka
Panjang
Berbeda dengan saham yang bisa turun drastis, properti cenderung mengalami apresiasi nilai seiring waktu. - Lindung Nilai dari Inflasi
Nilai sewa dan harga properti biasanya naik mengikuti inflasi, sehingga daya beli asetmu tidak tergerus. - Fleksibilitas Strategi
Kamu bisa menyewakan jangka panjang (untuk keluarga atau pekerja), atau jangka pendek (via platform seperti Airbnb) untuk hasil yang lebih tinggi.
Langkah-Langkah Memulai Investasi Properti Sewa
1. Tentukan Target Pasar
Tentukan
dulu siapa calon penyewa kamu: mahasiswa, keluarga muda, atau pekerja
profesional. Target pasar akan menentukan lokasi, desain, dan harga sewa yang
ideal.
2. Lakukan Riset Lokasi dan Harga Pasar
Lokasi
adalah faktor paling penting. Carilah daerah dengan:
- Akses transportasi mudah
- Dekat pusat perkantoran atau
kampus
- Permintaan sewa tinggi
- Infrastruktur terus
berkembang
Contoh:
daerah Depok dan Bandung Timur saat ini mengalami lonjakan permintaan sewa
hingga 15% per tahun.
3. Hitung Modal dan Potensi Keuntungan
Gunakan
simulasi sederhana untuk menilai apakah properti yang kamu beli bisa memberikan
pengembalian menarik.
Jenis Properti |
Modal Awal |
Sewa per Bulan |
Penghasilan Tahunan |
Estimasi ROI / Tahun |
Rumah
Tapak di Depok |
Rp600
juta |
Rp4,5
juta |
Rp54
juta |
9% |
Apartemen
Studio Jakarta Selatan |
Rp800
juta |
Rp6
juta |
Rp72
juta |
9% |
Kos
Eksklusif Bandung |
Rp1,2
miliar |
Rp11
juta |
Rp132
juta |
11% |
Dari
tabel di atas, ROI rata-rata properti sewa di Indonesia berkisar 8–11% per
tahun, tergantung lokasi dan jenis properti.
4. Siapkan Dana Cadangan
Masa
kosong tanpa penyewa bisa saja terjadi. Idealnya, siapkan dana darurat minimal
3 bulan biaya operasional untuk menutupi periode tanpa pemasukan.
5. Gunakan Jasa Manajemen Properti (Opsional)
Jika kamu tidak ingin repot mengurus penyewa, perawatan, dan promosi, pertimbangkan jasa manajemen properti profesional. Mereka biasanya mengenakan biaya 5–10% dari pendapatan sewa.
Studi Kasus Nyata: Investor Muda di Bandung
Rina, 29
tahun, memulai investasi properti sewa dengan membeli rumah
kontrakan di Bandung senilai Rp700 juta pada tahun 2022. Setelah renovasi
ringan, rumah tersebut disewakan seharga Rp5 juta per bulan.
Dalam
setahun, ia memperoleh Rp60 juta pendapatan kotor, dengan ROI sekitar 8,5%
per tahun, belum termasuk kenaikan nilai properti yang diperkirakan 4% per
tahun. Kini Rina memiliki dua unit properti dan berencana menambah satu lagi
tahun depan.
Kisahnya menunjukkan bahwa dengan perhitungan tepat, properti sewa bisa menjadi
sumber penghasilan yang berkelanjutan.
Risiko yang Harus Diperhatikan
Tidak
semua investasi properti sewa selalu menguntungkan. Berikut beberapa risiko
yang perlu kamu perhatikan:
- Vacancy Rate (Masa Kosong): Jika tidak ada penyewa
selama beberapa bulan, arus kas bisa terganggu.
- Biaya Perawatan: Cat ulang, perbaikan pipa,
dan pemeliharaan bisa menambah biaya tahunan.
- Kondisi Ekonomi: Penurunan daya beli
masyarakat dapat menekan harga sewa.
- Lokasi Kurang Strategis: Properti di area sulit
akses akan sulit disewakan dengan harga tinggi.
Untuk mengurangi risiko, selalu lakukan analisis pasar dan pastikan properti yang dibeli sesuai dengan permintaan aktual.
Strategi Cerdas Meningkatkan Nilai Sewa
- Renovasi Ringan, Dampak
Besar
Menambah fasilitas seperti AC, Wi-Fi, atau dapur kecil dapat meningkatkan minat penyewa. - Kelola Properti Secara
Digital
Gunakan platform digital seperti Airbnb, Booking, atau marketplace lokal untuk menjangkau lebih banyak calon penyewa. - Bangun Hubungan Baik dengan
Penyewa
Penyewa yang puas lebih mungkin memperpanjang kontrak, sehingga kamu bisa menekan tingkat kekosongan. - Diversifikasi Lokasi dan
Jenis Properti
Jangan hanya fokus di satu kota. Pertimbangkan kota-kota sekunder seperti Semarang, Makassar, atau Medan yang memiliki potensi pertumbuhan sewa tinggi.
Perbandingan Properti Sewa vs Investasi Lain
Jika
dibandingkan dengan investasi saham yang rata-rata menghasilkan 7–10%
per tahun atau reksa dana pasar uang sekitar 5–6%, properti sewa
tergolong stabil.
Selain memberikan penghasilan rutin, aset fisiknya juga berpotensi naik nilai
setiap tahun.
Namun, tetap penting menyeimbangkan portofolio. Menggabungkan properti dengan investasi properti sewa dan investasi edukasi finansial akan membantu kamu mengelola risiko dan menumbuhkan aset dengan lebih berkelanjutan.
Checklist Investor Pemula
Sebelum Memulai:
- Riset
lokasi dan harga pasar
- Hitung
ROI realistis
- Siapkan
modal dan dana cadangan
- Tentukan
target penyewa
- Pertimbangkan
jasa manajemen properti
- Pantau
tren harga dan permintaan sewa secara rutin
Checklist seperti ini membantu kamu memiliki panduan terukur agar investasi berjalan efisien dan tidak terburu-buru membeli properti tanpa analisis.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apakah
investasi properti sewa cocok untuk pemula?
Sangat cocok, asalkan kamu memahami dasar perhitungan ROI dan risiko pasar.
Properti sewa bisa menjadi titik awal yang stabil untuk membangun portofolio
aset.
2. Berapa
modal minimal untuk memulai investasi properti sewa?
Tergantung lokasi, kamu bisa mulai dari Rp300–500 juta untuk rumah kecil di
pinggiran kota, atau melalui skema KPR dengan cicilan ringan.
3.
Bagaimana cara menghitung ROI properti sewa?
Gunakan rumus: (Pendapatan Sewa Tahunan ÷ Total Modal) × 100%.
Contoh: pendapatan Rp60 juta per tahun dari modal Rp700 juta = ROI 8,5%.
4. Apakah
investasi properti sewa lebih baik daripada saham?
Keduanya punya kelebihan masing-masing. Properti lebih stabil dan berwujud
fisik, sementara saham lebih likuid. Kombinasinya justru ideal untuk
keseimbangan jangka panjang.
Dengan memahami strategi, risiko, dan peluangnya, kamu bisa menjadikan investasi properti sewa sebagai salah satu sumber penghasilan pasif yang paling menjanjikan di era digital ini.