Mengapa Milenial Perlu Mulai Investasi Sekarang
bisnissekarang.com - Generasi milenial menghadapi tantangan unik dalam merencanakan masa depan finansial. Biaya hidup yang semakin meningkat, kebutuhan gaya hidup yang dinamis, dan ketidakpastian ekonomi membuat investasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), minat milenial untuk berinvestasi meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir, terutama di instrumen seperti reksa dana, saham, dan emas.
![]() |
Panduan Lengkap Memulai Investasi Jangka Panjang untuk Milenial: Dari Pengalaman Nyata Hingga Strategi Cerdas |
Namun, tantangan terbesar bukan sekadar memilih instrumen yang tepat, tetapi membangun kebiasaan investasi jangka panjang yang konsisten dan aman. Dalam panduan ini, kita akan membahas berbagai strategi, dilengkapi dengan pengalaman nyata yang bisa menjadi inspirasi.
Pengalaman Memulai Reksa Dana Saham dengan Modal Terbatas
Saya mulai berinvestasi di reksa dana saham pada 2018, dengan modal hanya Rp 500 ribu per bulan. Strategi yang digunakan adalah dollar cost averaging, yaitu membeli produk reksa dana yang sama secara rutin, tanpa peduli harga pasar sedang naik atau turun.
Awalnya, nilai investasi naik-turun cukup tajam, apalagi ketika pasar terkoreksi di 2020. Namun, karena tujuan saya adalah jangka panjang (10 tahun ke atas), saya tidak tergoda untuk menjual.
Hasilnya, di akhir 2023, modal yang terkumpul sekitar Rp 30 juta tumbuh menjadi Rp 39 juta — imbal hasil 30% dalam 5 tahun.
Tips untuk milenial yang ingin mencoba:
- Mulai dari nominal kecil.
- Pilih manajer investasi resmi terdaftar di OJK.
- Gunakan aplikasi investasi yang memberikan laporan rutin.
- Fokus pada tujuan, bukan fluktuasi harga.
Emas: Stabil di Tengah Krisis
Pengalaman saya dengan emas dimulai di 2015. Saat itu harga emas per gram sekitar Rp 540 ribu. Saya membeli sedikit demi sedikit, terutama ketika mendapatkan bonus kerja. Selama pandemi, harga emas melonjak tajam, bahkan sempat menyentuh Rp 1 juta per gram.
Keunggulan emas adalah likuiditasnya tinggi dan nilainya cenderung stabil atau naik dalam jangka panjang. Kekurangannya, tidak memberikan imbal hasil pasif seperti dividen atau bunga, tapi cocok untuk diversifikasi portofolio.
Tips membeli emas untuk milenial:
- Gunakan platform resmi seperti Antam atau Pegadaian.
- Simpan di brankas atau gunakan layanan penyimpanan aman.
- Beli secara berkala untuk menghindari harga puncak.
Saham Bluechip: Potensi Besar untuk Jangka Panjang
Saya memulai investasi saham individu pada 2019, fokus pada saham-saham bluechip seperti BBCA, BBRI, dan TLKM. Prinsipnya adalah membeli perusahaan dengan fundamental kuat, laba stabil, dan dividen rutin.
Selama empat tahun, meskipun harga sempat turun tajam pada awal pandemi, posisi saya sekarang sudah menghasilkan return positif, ditambah dividen tahunan yang cukup lumayan.
Strategi aman untuk milenial:
- Fokus pada sektor yang Anda pahami.
- Gunakan fitur auto-debit untuk pembelian rutin.
- Jangan panik saat pasar turun, justru gunakan kesempatan untuk menambah kepemilikan.
Surat Berharga Negara (SBN): Aman dan Menguntungkan
Instrumen ini cocok untuk mereka yang mencari imbal hasil stabil dan risiko rendah. Saya mencoba SBR seri SBR009 pada 2021, menawarkan kupon 5,5% per tahun. Modal yang ditanamkan sebesar Rp 10 juta, dengan pembayaran kupon setiap bulan langsung masuk ke rekening.
Keunggulan SBN adalah dijamin pemerintah, bebas risiko gagal bayar, dan cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang. Selain itu, pembelian kini bisa dilakukan melalui bank atau aplikasi investasi yang terdaftar.
Langkah memulai SBN:
- Pantau jadwal penerbitan seri terbaru.
- Pilih seri yang sesuai tujuan dan tenor.
- Gunakan dana yang tidak akan digunakan dalam jangka pendek.
Kesalahan yang Harus Dihindari oleh Milenial
Banyak milenial terjebak pada dua kesalahan umum:
- Investasi karena ikut-ikutan tren tanpa riset yang cukup.
- Menggunakan dana darurat untuk investasi berisiko tinggi.
Saya pernah mengalami kerugian di aset kripto karena membeli saat harga sedang tinggi hanya karena ramai di media sosial. Pengalaman itu mengajarkan pentingnya analisis dan kesabaran.
Membuat Rencana Investasi Jangka Panjang yang Realistis
Agar sukses, milenial perlu memiliki rencana yang jelas:
- Tentukan tujuan: Apakah untuk pensiun, membeli rumah, atau pendidikan anak.
- Hitung modal dan alokasi: Misalnya 50% di reksa dana saham, 30% di SBN, dan 20% di emas.
- Evaluasi secara berkala: Lihat perkembangan setiap 6–12 bulan, dan sesuaikan jika ada perubahan situasi keuangan.
Jika ingin mempelajari panduan lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel investasi jangka panjang untuk milenial di situs Bisnis Sekarang, yang membahas strategi, tips, dan pengalaman langsung untuk membantu generasi milenial mencapai kebebasan finansial.